CIDR
(Classless Inter Domain Routing)
Sampailah kita pada
pokok pembahasan dalam tulisan ini yaitu metode CIDR, berhitung IP address
dengan ini banyak digunakan dan sangat membantu dalam proses pembagian IP
address, banyak tulisan yang membahas cara ini seperti di CCNA-CNAP, khususnya
dalam soal-soal ujian yang dilakukan oleh cisco, pada kesempatan ini yang akan kita lakukan
adalah perhitungan subnetting lanjutan atau yang dikenal dengan VLSM (variable
length Subnet Mask), namun sebelum kita membahas VLSM ada baiknya kita sedikit
meriview tentang subnetting menggunakan CIDR.
Pada tahun 1992
lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan
supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan
notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang
notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network
ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address
sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.
Menggunakan metode
CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari
kebutuhan pemakai. Sebelum kita
melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah
nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan Sumber table dibawah berasal dari : http://romisatriawahono.net
Catatan penting dalam subnetting
ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask
dimana :
- untuk IP Address kelas C yang
dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat
terakhir karena pada IP Address
kelas C subnet mask default-nya adalah
255.255.255.0
- untuk IP Address kelas B yang
dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat
terakhir karena pada IP Address
kelas B subnet mask default-nya adalah
255.255.0.0
- untuk IP Address kelas A yang
dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat
terakhir karena IP Address kelas
A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
untuk lebih jelasnya dapat kita
lakukan perhitungan pada contoh IP Address berikut ini :
diketahui IP Address
130.20.0.0/20
yang ingin diketahui dari suatu
subnet dan IP Address adalah ;
1. Berapa jumlah subnet-nya ?
2. Berapa jumlah host per subnet
?
3. Berapa jumlah blok subnet ?
4. Alamat Broadcast ?
Untuk dapat menghitung beberpa
pertanyaan diatas maka dapat digunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
- Untuk menghitung jumlah subnet
= (2x)
(2x) = (24) = 16
subnet
Diman a x adalah banyak angka
binary 1 pada subnet mask di 2 oktat terakhir :
130.20.0.0/20, yang kita ubah
adalah /20 menjadi bilangan binary 1 sebanyak 20
digit sehingga (banyaknya angka
binary 1 yang berwarna merah) dan jumlah
angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 4 digit
Untuk menghitung jumlah host per
subnet = (2y-2)
(2y-2) = (212-2) = 4094 host
Dimana y adalah banyaknya angka
binary 0 pada subnet mask di 2 oktat terakhir
(banyaknya angka binary 0 yang
berwarna biru) dan jumlah angka binary pada 2
oktat terakhir adalah 12 digit
Untuk menghitung jumlah blok
subnet = (256-nilai decimal 2 oktat terakhir pada
subnet) sehingga =
(256-240)= 16
Hasil pengurangan tersebut
kemudian menjadi nilai kelipatan sampai nilainya sama
dengan nilai pada 2 oktat
terakhir di subnet mask, yaitu :
16+16 dan seterusnya hingga 240, kelipatan 16 adalah
:
Dari hasil perhitungan diatas
maka dapat kita simpulkan :
Untuk IP Address 130.20.0.0/20
Jumlah subnet-nya = 16
Jumlah host per subnetnya = 4094
host
Jumlah blok subnetnya sebanyak 16 blok yaitu
Selanjutnya dari nilai CIDR
tersebut dapat kita bagi lagi menjadi blok subnet baru hal ini dapat dilakukan
dengan metode VLSM.
Variable Length
Subnet Mask
VLSM adalah suatu teknik untuk
mengurangi jumlah terbuang [ruang;spasi] alamat. Sebagai ganti memberi suatu
kelas lengkap A, B atau C jaringan [bagi/kepada] suatu Admin, kita dapat
memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih
lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet
akan diperkecil, maka disebut dengan variable subnet length mask. Perhitungan IP Address
menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu
Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu
Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini
juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya
dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau
dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal
dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan
internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP
Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada
prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya
pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network
Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas,
biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi
pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih
dari 5 – 7 Network ID (IP Public). Dalam penerapan IP
Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapatberkomunikasi kedalam jaringan
internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu
membawa informasi mengenai notasi prefix untuk
setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol
routing : CNAP 1-2), semua perangkat router
yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang
ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru
dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh :
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah
subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat
11111111.11111111.11110000.00000000
= /20
Jumlah angka binary 1
pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x)
= 24 = 16
Maka blok tiap
subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 =
130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 =
130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok
ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian:
- Kita pecah menjadi 16 blok
subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) =
24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di
ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat
130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16
blok lagi sehingga didapat 16
blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 =
130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 =
130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 =
130.20.35.0/24
Dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = =
130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali
nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah
menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita
ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32
sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 =
130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 =
130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 =
130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 =
130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 =
130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 =
130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 =
130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 =
130.20.38.224/27
Metode VLSM hampir serupa dengan
CIDR hanya blok subnet hasil daro CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok
subnet dan blok IP address yang lebih banyak dan lebih kecil lagi. Demikian
pembahasan CIDR dan VLSM semoga bermanfaat. ☺