Dalam
mendisain topologi network, kita harus merancang
sedemikian rupa sehingga kedepan network yang kita
kelola mudah untuk di kembangkan dan di menej sesuai kebutuhan di
lapangan seperti kebijakan di instansi anda masing-masing. Dalam
mendesain topologi network kita menggunakan acuan QOS (Quality of
Service) maka mau tidak mau kita harus mendesain dari awal
network kita seperti gambar di bawah ini :
1.
Core Layer
Pada layer ini bertanggung jawab untu mengirim traffic scara cepat dan andal. Tujuannya hanyalah men-switch traffic secepat mungkin (dipengaruhi oleh kecepatan dan latency). Kegagalan pada core layer dan desain fault tolerance untuk level ini dapat dibuat sbb :
Pada layer ini bertanggung jawab untu mengirim traffic scara cepat dan andal. Tujuannya hanyalah men-switch traffic secepat mungkin (dipengaruhi oleh kecepatan dan latency). Kegagalan pada core layer dan desain fault tolerance untuk level ini dapat dibuat sbb :
Yang
tidak boleh dilakukan :
- tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau routing VLAN.
- tidak diperkenankan mendukung akses workgroup.
- tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar.
Yang
boleh dilakukan :
- melakukan desain untuk keandalan yang tinggi ( FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM).
- melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah.
- menggunakan protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah.
2.
Distribution Layer
Pada layer ini sering disebut juga workgroup layer, merupaan titik komunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utamanya adalah routing, filtering, akses WAN, dan menentukan akses core layer jika diperlukan. Menentukan path tercepat/terbaik dan mengirim request ke core layer. Core layer kemudian dengan cepat mengirim request tersebut ke service yang sesuai.
Pada layer ini sering disebut juga workgroup layer, merupaan titik komunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utamanya adalah routing, filtering, akses WAN, dan menentukan akses core layer jika diperlukan. Menentukan path tercepat/terbaik dan mengirim request ke core layer. Core layer kemudian dengan cepat mengirim request tersebut ke service yang sesuai.
3.
Access Layer
Pada
layer ini menyediakan aksess jaringan untuk user/workgroup dan
mengontrol akses dan end user local ke Internetwork. Sering di sebut
juga desktop layer.
Resource yang paling dibutuhkan oleh user akan disediakan secara
local. Kelanjutan penggunaan access list dan filter, tempat pembuatan
collision domain yang terpisah (segmentasi). Teknologi seperti
Ethernet switching
tampak pada layer ini serta menjadi tempat dilakukannya routing
statis. Access Layer adalah lapisan yang terhubung ke user atau host.
Access Layer biasanya disusun dari kebanyakan switch atau hub, akan
tetapi, device layer 3 model referensi OSI (seperti router) juga bisa
digunakan di lapisan ini.
Semoga
Bermanfaat☺
0 komentar:
Posting Komentar